cover
Contact Name
Dewi Anggraeni
Contact Email
dewianggraeni@unj.ac.id
Phone
+6285797904139
Journal Mail Official
jurnalstudialquran@unj.ac.id
Editorial Address
Gedung K, Lt II, Ruang 207 Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta Jln. Rawamangun Muka, Jakarta Timur Tel./Fax 021-47881925
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Al-Qur'an
ISSN : 02161648     EISSN : 23392614     DOI : https://doi.org/10.21009/JSQ
Jurnal Studi Al-Quran (JSQ) published two times a year in January dan July. Jurnal Studi Al-Quran contains scientific articles, research, research of community society, and students thesis reviewing socially religious problems and education issues by using tafsir thematic perspective and Islamic Study approach
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an" : 7 Documents clear
Islamic Education on Science, Peace, and Development in Thought of Said Nursi Mohamed Mohamed Tolba Said
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.01

Abstract

Bediüzzaman Said Nursi desired to fit in the divine and modern knowledge with the resolution to authenticate the facts for assurance. To overcome many obstacles and continued in the teaching of Islam requires education to inspire learning approach across all societies. Development is more effective when it is combined with Character and religious education. Therefore he thrived to release the Islamic world from the dungeons of ignorance and poverty; with vision and progressive action, believed that a greater demand on learning could position a society into a very strong and higher position. He had a great inclusiveness quotient and promoted innovation to be brought into the Islamic Society, by appreciating the good elsewhere. Improved groundwork in science adequately requires extensive work so as to surge up the quality, professionalization, latent skilling and advance learning in people, so that they rise high and value effort to be considerably effective than as it was earlier. Without any Islamic connect learning is assumed to have been only invented, but of no real use. Keywords: Islamic education, Development education, Synchronous, Science
Reorientasi Nilai Sufisme Individual-Transedental Dalam Naskah at Tuhfah al Mursalah Menuju Sosio-Empirik Ihsan Sa'dudin
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.02

Abstract

Abstract The manuscript at-Tuhfah al-Mursalah as a track record of the past is full of virtues. Seeking virtue means preparing yourself through the purification process. Sufism, as a purification step to reach the Most Holy One. The spiritual experience gained by Salik when meeting and union with God (individual-transcendental values) should be felt also by others. The transmission of spiritual experience is implemented in empirical life (socio-empirical values) as a form of practicing and teaching the teachings of a loving Islam, so that the concept of rahmatan lil 'alamin can be felt by all creatures. The process of attaining the maqam requires clarity of heart; peace of mind, mind and environment; as well as sincerity amaliyah. Awareness to negate the existence of self (‘alam nasut) and purify the existence of divinity (‘alam lahut) in self as a form of preparation to accept the holiness of the Khaliq. It is this doctrine of purity that should be practiced and spread by the salik and perceived by all beings to create goodness in the universe.Goodness that does not look to ethnic, religious, ethnic, and state boundaries.Universal goodness as the real essence of Islam rahmatan lil a'lamin Keywords: Sufism,Manuscript, Individual-transcendental values,Socio-empirical Abstrak Naskah at-Tuhfah al-Mursalah sebagai rekam jejak masa lalu yang sarat akan nilai kebajikan. Mencari kabajikan berarti menyiapkan diri melalui proses penyucian. Tasawuf, sebagai langkah menyucikan diri untuk mencapai Sang Maha Suci. Pengalaman spiritual yang didapatkan oleh salik ketika berjumpa dan bersatu diri dengan Tuhan (nilai-nilai individual-transedental) hendaknya dirasakan juga oleh yang lain. Penularan pengalaman spiritual diimplementasikan dalam kehidupan empirik (nilai-nilai sosio-empirik) sebagai bentuk pengamalan dan pengajaran ajaran islam yang penuh cinta kasih, sehingga konsep rahmatan lil ’alamin dapat dirasakan oleh segenap makhluk. Proses untuk mencapai maqam tersebut membutuhkan kejernihan hati; ketenangan jiwa, pikiran, dan lingkungan; serta kesungguhan amaliyah. Kesadaran untuk menegasikan eksistensi diri (alam nasut) dan menyucikan eksistensi ketuhanan (alam lahut) dalam diri sebagai bentuk persiapan menerima kesucian Sang Khaliq. Ajaran kesucian ini lah yang hendaknya diamalkan dan ditebarkan oleh salik serta dirasakan oleh seluruh makhluk sehingga tercipta kebaikan di semesta alam. Kebaikan yang tidak memandang suku, agama, etnis, dan batas negara. Kebaikan universal sebagai hakikat nyata Islam rahmatan lil a’lamin. Kata kunci: Sufisme, Naskah, Nilai Individual-transedental, Nilai sosio-empirik
Tradisi Halal Bihalal dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis Eko Zulfikar
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.03

Abstract

Abstrak Merayakan hari raya ‘Idul fitri setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan bersama keluarga besar merupakan sebuah rutinitas bagi sebagian masyarakat Indonesia. Di dalam hari raya ‘Idul fitri ini terdapat suatu tradisi yang sudah membudaya, yaitu halal bihalal. Halal bihalal merupakan momen yang tepat untuk bersilaturahim dan saling meminta maaf antar sesama. Halal bihalal juga dianggap sebagai ajang komunikasi produktif antar berbagai komponen bangsa yang dilaksanakan dengan suka cita dan dibentuk secara seremonial yang diikuti oleh sekelompok warga dari berbagai macam agama, ras dan suku. Suasana halal bihalal yang penuh dengan nuansa religius, kekeluargaan dan keterbukaan membuat semua orang yang hadir tidak memiliki beban psikolgis tertentu. Pada saat itulah komunikasi sehat bisa terbangun dengan baik. Pada gilirannya muncul keinginan untuk saling membantu dan saling membesarkan yang akhirnya membawa dampak positif bagi keberlangsungan hubungan mereka dalam bermasyarakat dan terciptanya sikap plural dengan agama lain.
Relevansi dan Urgensi Kecerdasan Spritual, Intelektual dan Emosional dalam Perspektif Islam amaliyah amaliyah
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.04

Abstract

The formation of a man who is faithful and devoted to God becomes the first and main goal of the implementation of education. The process of forming a faithful and pious human requires several components including input, process and product components. The input components are students' including intelligence, motivation, interests and the others. This present Islamic educational institutions and public education institutions, more dominant in intellectual intelligence than on emotional intelligence and spiritual intelligence. The process of human formation that believes and cautiously requires spiritual, intellectual and emotional intelligence simultaneously because these three bits of intelligence have interconnected functions and goals. The purpose of this research is to know the differences and similarities between spiritual, intellectual and emotional intelligence, and the relationship between spiritual, intellectual and emotional intelligence in the Islamic perspective. The research findings are the source of intellectual intelligence and emotional intelligence is the spiritual intelligence source of spiritual intelligence is Tauhid, The source of intellectual intelligence and emotional intelligence are logical and phenomenal data. The human structure at the level of the body and soul is called intellectual and emotional intelligence. The human structure at the level of the Spirit/Ruh is called spiritual intelligence Keywords:Relevance, Spiritual intelligence, Intellectual intelligenc, Emotional intelligence, Islamic perspective Abstrak Pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah, menjadi tujuan utama dan pertama dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Proses untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa memerlukan beberapa komponen antara lain komponen input, proses dan produk. Komponen input yakni keadaan diri siswa, meliputi kecerdasan, motivasi, minat dan laian-lain. Pada saat ini lembaga pendidikan Islam dan lembaga pendidikan umum, lebih dominan pada kecerdasan intelektual dibanding pada kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Proses pembentukan manusia yang beriman dan bertakwa membutuhkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara simultan, karena ketiga kecerdasan itu memiliki fungsi dan tujuan yang saling berhubungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan dan persamaan antara kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional serta hubungan antara kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional dalam perspektif Islam. Hasil temuan penelitian adalah sumber dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, adalah kecerdasan spiritual. Sumber kecerdasan spiritual adalah tauhid. Sumber kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional adalah data logis dan fenomenal. Struktur manusia pada level jasad disebut kecerdasan intelektual dan emosional. Struktur manusia pada level Ruh disebut kecerdasan spiritual Kata Kunci: Relevansi, Kecerdasan spiritual, Kecerdasan intelektual, Kecerdasan emosional, Perspektif islam
Konsep Persaudaraan Sebagai Profetik Sunnah dalam Perspektif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNJ Khairil Ikhsan Siregar
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.05

Abstract

This study aims to get answers about the understanding of Muslim students about the concept of brotherhood as a science of prophetic sunnah environment Faculty of Social Sciences. This reaserch used the qualitative method with questionnaire instrument means that the researcher has determined some answer chosen by the respondent representing from the students at the Faculty of Social Sciences. Sunnah became a role model and became a science for his followers. With indicators of the role model in the form of the power of brotherhood that produces unity and peace, strong fraternity can eliminate the jealousy and give happiness, the brotherhood can cultivate sympathy and empathy as human beings, the cooperative culture called by the Indonesian nation is the embodiment of the understanding of brotherhood solid, the Indonesian nation is very strong as a strong force. Keywords: The concept of brotherhood, Profetik, Sunnah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban tentang pemahaman mahasiswa muslim tentang konsep persaudaran sebagai ilmu profetik sunnah dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial. Yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan instrumen kuisioner tertutup artinya peneliti telah menentukan beberapa jawab yang dipilih oleh responden yang mewakili dari sitiap prodi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial. Sunnah lebih dikenal semua perbuatan nabi Muhammad menjadi suri tauladan dan menjadi ilmu bagi pengikutnya. Dengan indikator suri tauladan berupa;kekuatan persaudaran yang menghasilkan kesatuan dan kedamaian, persaudaran yang kuat dapat menghilangkan rasa dengki dan memberikan kebahagian, persaudaraan dapat menumbuhkan simpatik dan empati sesesama manusia, budaya kerja sama yang diserukan bangsa Indonesia adalah perwujudan dari pemahaman persaudaraan yang kokoh,persaudaraan bangsa Indonesia sangat kuat sebagai kekuatan yang kokoh. Kata kunci: Konsep persaudaraan, Profetik, Sunnah
" دراسة نقدية لحديث " من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه Ahmed Ali Al Handody Al Ghamdi
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.07

Abstract

معرفة علل الحديث من أهم فنون علم السنة وأدقها وأشرفها وأطلبها للجهد والكدِّ. ولأهمية هذا العلم نجد بعض جهابذة العلماء يصرِّح بأنّ مَعْرِفَة العلل عنده مقدَّمٌ على مجرد الرِّوَايَة. فقد أحببت أن أشارك ببعض الجهد في سبيل خدمة السنة النبوية ؛ وذلك باختياري لحديث:" مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لا يَعْنِيهِ ". فقمت بتخريجه تخريجا موسعاً ، وتكلمت على ما فيه من علل ، وأوجه الاختلاف الواقعة فيه. وأسميته:" الإعلام والتنبيه بعلل حديث: مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لا يَعْنِيهِ " تعتمد هذه الدراسة على المنهج الاستقرائي المتمثل باستقراء الكتب الحديثية من خلال التتبع لطرق الحديث ، والمنهج النقدي المتمثل في دراسة الأحاديث والحكم عليها بحسب منهج المحدثين. أهدف البحث هو جمع طرق الحديث من المصادر الحديثية المسندة ودراستها دراسة نقدية وفق منهج المحدثين،وجمع أقوال العلماء في هذه الطرق أبرز النتائج :أهمية وأولوية دراسة مثل هذه الأحاديث التي اشتهر العمل بها ، مع وجود شيءٍ من الكلام في أسانيدها. روي الحديث مرفوعاً عن عشرة من الصحابة ، وروي مرسلاً عن اثنين من التابعين أن الحديث مع شهرته ومكانته ضعيف من جميع طرقه كلمات الرئسية : نقد الحديث، الجرح و التعديل، العلل
Persepsi Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum tentang Praktek Perbankan Syariah dan Konvensional Izzatul Mardhiah; Rihlah Nur Aulia; Sari Narulita
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.014.2.06

Abstract

The study describes the perception of Islamic Religious Lecturers (PAI ) at Public University (PTU) about the practice of Islamic and conventional banking. This study is a descriptive qualitative research. The data were collected through a questionnaire distributed among several PAI Lecturers in Jakarta and other regions. This research used the Improvisation theory formulated by Ibrahim Warde , which stated about traditionalist, modern and moderate view about bank interest. The study concluded that PAI lecturers perceptions in PTU are divided into three views. Most respondents tended to have the modern perspective, accepting the concept of debt interest as a banking transaction instrument, and regarded it as a halal transaction. The second group is classified as the traditionalist , they consider the bank interest is additional loans, falling under the usury and is unlawful. The last group is between traditionalist and modern and stated that the bank interest is syubhat. PAI lecturers also have different views on Islamic banking . The majority of respondents considered that Islamic banking is not much different from conventional, only a few respondents stated that there are many differences between conventional and Islamic banks. Keywords:Perception, Islamic banking, PAI lecture,Bank interest Abstrak Penelitian mendeskripsikan persepsi Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU) tentang praktek perbankan syariah dan konvensional. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui angket yang disebarkan kepada beberapa Dosen PAI di Perguruan Tinggi Jakarta dan luar Jakarta. Teori persepsi merupakan improvisasi dari teori yang dirumuskan Ibrahim Warde tentang bunga bank, yakni pandangan aliran tradisionalis, modern dan moderat. Penelitian menyimpulkan bahwa Dosen PAI di PTU terbagi kepada tiga pandangan. Sebagian besar responden dikelompokkan kepada golongan modern, menerima konsep bunga sebagai instrumen transaksi di perbankan, dan menganggapnya sebagai transaksi yang halal. Kelompok kedua digolongkan tradisionalis, mereka menganggap bunga bank adalah tambahan pinjaman, termasuk riba dan hukumnya haram. Terakhir adalah kelompok yang berada di antara tradisionalis dan modern. Kelompok ketiga menyatakan bahwa hukum bunga bank adalah syubhat. Dosen PAI juga mempunyai pandangan yang berbeda mengenai perbankan syariah. Mayoritas responden menilai perbankan syariah tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional, beberapa responden menyatakan bahwa terdapat banyak perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah. Kata Kunci: Persepsi, Dosen PAI PTU, Bank konvensional , Bank syariah

Page 1 of 1 | Total Record : 7